Jumat, 09 November 2012

Gunung Bromo

Siapa yang tidak tahu gunung bromo, salah satu gunung aktif yang berada di pulau jawa, tepatnya di daerah jawa timurGunung yang sangat mempesona setiap kali orang yang mengunjunginya memandang. Gunung Bromo juga memiliki penghuni asli, yaitu penduduk atau lebih di kenal dengan sebutan masyarakt tengger. Masyarakat tengger hanya mengenakan sarung sebagai pelindung tubuh dari dinginnya hawa gunung bromo, menurut mereka, sarung lebih hangat daripada mengenakan jaket yang berlapis-lapis.Suku Tengger memiliki ciri khas khusus pada rona wajah yang mereka miliki. Kulit di sekitar wajah mereka kemerah-merahan, hasil adaptasi dari suhu pegunungan Bromo yang sangat dingin. Boleh juga, ini menjadi pesona tersendiri bagi pelancong yang melirik penduduk asli Bromo ini.Berdasarkan mitos atau legenda yang bertahan di masyarakat suku Tengger, mereka berasal dari keturunan Roro Anteng yang merupakan putri dari Raja Brawijaya dengan Joko Seger putra seorang Brahmana. Nama Tengger sendiri diambil dari akhiran nama kedua pasang suami istri itu yaitu, Roro Anteng dan Joko Seger. Masyarakat Suku Tengger merupakan masyarakat yang sangat plural terutama pada masalah keyakinan spiritual. Terbagi menjadi tiga agama besar, Hindu, Budha dan Islam. Walaupun begitu kerukunan dan sikap toleransi beragama Suku Tengger tetap terjaga dengan kuat. Suku Tengger yang berdiam di Bromo sangat mudah dikenali karena selalu menggenakan sarung. Suku Tengger mengenal sarung dengan istilah kawengan. Sarung bagi Suku Tengger adalah baju atau jaket penghangat mereka. Kawengan digunakan untuk menepis serangan angin dingin yang menusuk tulang, selain karena harganya yang murah dan mudah di dapat di mana-mana dibandingkan pakaian hangat yang lain. Suku Tengger sangat mempertahankan seni dan budaya tradisional. Tarian khas mereka adalah tari sodoran yang kerap kali ditampilkan pada perayaan Karo dan Kasada. Dari sisi budaya, masyarakat Tengger berbudaya pertanian dan pegunungan yang kental, hal ini terlihat dari penghormatan berupa upacara adat pada dewa setelah panen. Mereka tidak pernah menjual tanah kepada orang lain, apalagi orang yang berasal dari luar Bromo. Hasil pertanian utama suku Tengger adalah kentang, kubis, wortel, jagung dan tembakau. Mereka termasuk pengonsumsi tembakau yang cukup kuat. Sebagian dari mereka selain bertani menambah penghasilan menjadi porter para pendaki gunung Semeru atau menjadi pemanudu wisata di Bromo. Mereka juga kerap menawarkan kuda tunggangan untuk disewakan pada para wisatawan yang ingin merasakan desir pasir Bromo yang liar.
Indah bukan
 Di bawah gunung Bromo juga terdapat semacam taman bunga, dari berbagai warna terdapat di sana, mulai dari warna putih, kuning dll. Di kaki gunung Bromo juga sering di jadikan tempat muda-mudi yang akan melangsungkan pernikahan untuk membuat foto pre wedding di sana, sangat romantis ya.

Tanaman yg tumbuh di kaki Bromo


  Jika teman-teman yang belum sempat ke gunung Bromo, silahkan mampir ke Jawa Timur, Di jamin tidak mengecewakan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar